Selasa, 24 September 2013

doaku untukmu umi

Tuhan maafkan aku yg tak bisa melupakannya, walau mungkin dia yg disana tlah sempurna melupakan aku. tuhan aku benar2 mencintainya bukan seperti yg ia bayangkan selama ini. kesungguhan cintaku trus saja di uji namun dia menyerah dg badai yg Engkau turunkan. sampai detik ini aku benar2 merindukannya, ingin sekali ku dengar suara dan tawanya meski hanya sebentar.

Anna machdinni, bisakah kamu mendengar tangisanku ketika ku merindukanmu, bisakah kamu merasakan kesepian yg aku rasakan, bisakah kamu merasakan kesedihan yg ku rasakan disaat engkau menyerah dg fitnah dan ujian yg bertubi2 sedangkan aku tidak pernah menyerah meluluhkan kerasnya hatimu dan sifatmu.

Aku melihatmu tertawa begitu bahagia tanpaku, sejujurnya aku bahagia melihat tawamu itu walau ada sisi dimana aku sedih karena bukan aku yg membuatmu bahagia. engkau wanita terpenting dalam hidupku, aku ingin sekali hidup dgmu dan membahagiakanmu.

tuhan aku mohon kembalikan dia padaku bukalah hatinya yg kini tertutup untukku agar dia tahu bahwa aku benar2 mencintainya, benar2 mengasihinya. q mohon Yaa Allah, q sadar hidupku sudah g lama lagi, q sadar penyakitku ini bisa membunuhku kapan saja. tp aku mohon Yaa Allah sempatkan aku bertemu dgnya dan membahgiakannya sebelum aku menghadapmu di usiaku yg muda ini, setelah itu hamba ikhlas Yaa Allah atas semua takdirmu.

Yaa Allah hamba sangat faham atas rasa sakit yg dia rasakan karena ujian darimu, namun aku yakin dia org yg kuat bahkan dia jauh lebih kuat dariku namun yg ku lihat hanya rasa percayanya terhadapku yg sangat lemah, hingga dg mudah dia mempercayai fitnah yg datang, bahkan dia tega meninggalkanku demi lelaki yg akhirnya menyakitinya, demi nama-Mu Yaa Allah hamba benar2 tidak rela jika dia disakiti siapa pun bahkan ketika hamba yg menyakitinya hamba pun menghukum diri hamba sendiri.

Yaa Allah hamba mohon satukanlah hati kami kembali dekatkanlah dia yg jauh, bukakanlah pintu hatinya yg tlah tertutup oleh keraguan dan mungkin kebencian, serta pertemukanlah kami sebelum tiba akhir usiaku yg tak lama lagi ini Yaa Allah. Aamiin

Minggu, 22 September 2013

Ku ingin mati saja

berat, sungguh berat perjalanan hidupku. cucuran air mata selalu menemani hariku. selama hampir 3 tahun aku disini sudah berkali2 aku masuk rumah sakit, dan kini penyakit terparah yg tidak pernah aku duga sebelumnya telah menghampiriku. tanpa ada org yg tahu dan peduli aku menjalani hari2 terakhirku di dunia dg senyum penuh kepalsuan. Gagal ginjal, itulah penyakit yg kini bersarang di tubuhku, kini ginjalku hanya tinggal 1 setelah operasi beberapa waktu yg lalu.
kini aku harus benar2 menjaga kondisi tubuhku agar aku bisa tetap bertahan hidup, tp setiap hari aku bertanya2 untuk siapa aku bertahan hidup, untuk siapa aku sehat. tidak ada pun org2 yg peduli dgku. yg ada hanya org2 yg ingin menghancurkan hidupku tanpa berfikir apa yg akan aku alami di kemudian hari.
kini aku hanya bertahan hidup untuk 1 org yg sangat ku cintai, tapi apakah dia tahu keadaan hidupku saat ini aku yakin tidak. dia terlihat begitu bahagia tanpaku dan aku sangat tidak ingin mengganggu kebahagiannya itu. cintanya sudah musnah dari hatinya karena wanita yg tidak memiliki perasaan dan tidak tahu berterima kasih terus saja mengganggunya.
kini aku benar2 sendiri aku sangat tidak tahu apa yg menjadi tujuan hidupku, penyakitku sungguh tlah melemahkan tubuhku dan kepergiannya dariku tlah melemahkan semangat hidupku. namun aku tlah berjanji padanya bahwa aku akan membuatnya bahagia, untuk itulah aku bertahan hidup sekarang.
aku benar2 tidak mengetahui apa salahku pada org2 yg ingin menghancurkan hidupku, terlebih pada wanita durjana itu, apa yg dia mau dariku aku tidak tahu. bahkan setelah dia menceraikanku pun dia tetap saja mengganggu kehidupanku padahal dia sama sekali tidak tahu kondisiku kini seperti apa, terlalu baikkah aku atau justru terlalu bodoh hingga aku mau menolong org yg justru terus2an memfitnahku.
aku pun tak tahu apa salahku pada org yg tlah menipuku hingga uang buat berobatku lenyap di bawanya kabur, 10juta bukan uang yg sedikit, itu adalah uang yg aku kumpulkan untuk pernikahanku dg A.M. nanti namun dg tega dia bawa kabur ke jawa, padahal aku tlah sangat percaya padanya, G.N terlalu baik hatimu padaku hingga kamu sangat tega melakukannya dan laporanku ke polisi pun sampai sekarang tidak membuahkan hasil.
ketika musibah beruntun menimpaku tidak ada 1 org pun yg bisa membantuku, bahkan dari puluhan kontak di handphone ku tidak ada 1 pun yg mau mengulurkan tangannya untuk membantuku, dan lebih parah lagi mereka sama sekali tidak ada yg datang menjengukku.
aku kini benar2 sendiri berteman sepi dan air mata, sungguh malang nasibku ini begitu besar ujian hidup yg aku alami dan semua aku alami sendiri tanpa ada motivator handalku tanpa ada penjaga hatiku tanpa ada yg menguatkan keteguhanku, tanpa ada dia.
Ya Allah cabutlah nyawaku agar aku tenang di alammu yg berbeda, dan agar aku tahu siapa org2 yg mencintaiku dan tetap mengenangku saat aku tiada. sudah kering air mataku, sudah letih kakiku melangkah dan aku sudah tidak bisa bertahan tanpanya, aku sungguh sangat membutuhkan motivasi darinya aku sungguh butuh dia tolong Yaa Allah jika engkau masih menginginkanku hidup di duniamu tolong satukan kami namun jika engkau tidak berkenan maka cabutlah nyawaku.

Senin, 08 April 2013

salam perpisahan untuk bidadari surga

hari itu dengan mata yang masih sembab dan wajah yang lusuh,aku berjalan ke sebuah bukit di dekat rumahku. disana aku merenungi sebuah kesalahan yang tidak pernah akan bisa termaafkan,penyesalan terbesar atas kesalahan maha besarku. berjam-jam aku disana sendirian hingga cahaya matahari mulai menerangi bumi nan indah ini. sungguh aku sadari betapa agungnya tuhan yang mampu membuat siang dan malam,tapi aku selalu mengeluhkan kenapa aku harus hidup dengan bergelimang dosa sepanjang usiaku.
menikah namun tak pernah benar-benar menikah,hidup bersama seseorang yang tidak pernah aku bayangkan akan bertemu dengannya dalam kondisi seperti ini. telah berkali-kali aku coba mengakhirinya namun dia tetap saja meminta aku setidaknya sampai anak semata wayangnya berumur 1 tahun. semudah itu dia membuat permintaan tanpa memikirkan perasaanku dan orang yang aku sayang pun kini tak mau lagi peduli dengan hidupku apa lagi untuk membantuku melangkah menjauhi dosa yang setiap hari aku buat ini.
bertahun-tahun aku berjuang mempertahankan hidupku deminya,jutaan kali aku memohon agar dirinya sudi menerimaku kembali. membuatku membuka aib yang seharusnya aku tutup serapat mungkin agar dia tahu kejadian yang sebenarnya namun tiada juga berguna. mungkin cintanya masih begitu besar padaku namun sayngnya mata hatinya masih tertutup oleh rasa tidak percaya atau rasa sakit atas luka masa lalu. maafkan aku sayang,bertahun-tahun aku mencintaimu berusaha meyakinkan hatimu bahwa cuma kamu yang terukir abadi di hatiku ini. berusaha menjadi manusia yang bertanggung jawab atas luka masa lalu yang tidak akan pernah terobati.
sayangnya kamu tidak pernah memperlakukan aku seperti selayaknya manusia,engkau justru memperlakukan aku bak binatang jalang,selayaknya babi yang memakan kotorannya sendiri karena kamu biarkan kelaparan.
kini akal fikiran dan imanku telah tertutup oleh keinginanku mengakhiri semua secara instan,meski caranya akan membuat dosa baru untukku tapi setidaknya dosa yang sekarang tidak akan pernah aku lakukan lagi. selamat tinggal ratu hatiku,selamat tinggal bidadari surgaku, maafkan aku yang tak bisa bertanggung jawab atas perbuatanku dimasa lalu.
i love you A.M. 070292

yang terlupakan

Denting piano kala jemari menari
Nada merambat pelan, di kesunyian malam
Saat datang rintik hujan
Bersama sebuah bayangan yang pernah terlupakan
Hati kecil berbisik, untuk kembali padanya
Seribu kata menggoda, seribu sesal didepan mata

Seperti menjelma

Waktu aku tertawa, kala memberimu dosa
Oh maafkanlah, oh maafkanlah
sumber www.rizkyonline.com
Rasa sesal di dasar hati
Diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ‘ku mencoba ‘tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti

Minggu, 17 Maret 2013

TAK TERWUJUD

TAK TERWUJUD
Namaku adalah raka, aku anak pertama dari dua saudara yang berasal dari keluarga yang kurang berada. Simpiku ketika duduk di sekolah menengah atas adalah meneruskan pendidikan di salah satu Universitas di kotaku. Namun karena keterbatasan,maka aku terpaksa mengambil langkah yang berbeda ketika menyelesaikan sekolahku. Aku harus kerja demi mencukupi kebutuhan keluarga yang semakin membengkak ditambah lagi dengan hutang yang semakin menggunung. 


Perjalananku dimulai disebuah proyek pembuatan gudang,disana aku dipekerjakan sebagai “helper” oleh tetanggaku yang masih teman ayahku. Bagiku kerja apapun tak pernah jadi masalah asal aku bisa dapat uang dan bisa memberi uang jajan untuk adikku satu-satunya. Sampai suatu ketika karena kecemburuan sosial membuat seorang yang aku kira sahabat ternyata menusukku dari belakang hingga aku terpaksa berhenti kerja dari tempat itu dengan menahan malu yang teramat sangat,ini kali pertama aku difitnah begitu kejam.

 

Selepas berhenti kerja aku memulai kembali langkahku,sampai aku memenukan secuil harapan disebuah perusahaan yang bergerak dibidang advertising atau periklanan,disana aku dipekerjakan sebagai sales man. Hingga pada waktunya tiba aku bersama kekasihku yang kebetulan masuk dalam satu team harus berekspansi ke kota lain di provinsi yang berbeda. Selama delapan bulan aku disana bersamanya aku benar-benar mengerti seluk-beluk kehidupannya bahkan kebiasaan buruknya yang tak pernah terfikir olehku. Singkat cerita kami terpaksa berpisah ketika aku diutus ke provinsi yang lain lagi dan dia juga diutus ke provinsi yang beda denganku. Disamping karena orang tuanya yang tak pernah merestui hubungan kami karena keadaan ekonomi keluargaku, alasan kami pisah juga karena kebiasaan buruknya yang menurut pendapatku sama sekali tak layak. Sejak saat itu kami tak pernah komunikasi lagi karena aku berhenti kerja dan pulang ke kotaku sedangkan dia tetap ikuti tugasnya. Akan tetapi setelah kami berpisah,justru hubunganku dengan keluarganya jadi semakin erat entah apa maksudnya,yang pasti aku sering sekali disuruh kerumahnya sekedar buat menemani ibunya belanja,mengantar adiknya mengaji,kursus, atau membetulkan genting yang bocor,dll.

 

Hingga suatu ketika aku jenuh dengan kesendirianku dan aku coba membuka hati untuk wanita lain yang mungkin lebih baik darinya. Aku berkenalan dengan seorang gadis bernama Dinni,gadis itu adalah teman dari sahabat kecilku yang pernah ku harapkan cintanya hingga harapan itu berhenti setalah 12 tahun tertanam,bagai pohon yang tercabut hingga ke akarnya,bersih tanpa sisa. 

 

Dinni adalah gadis dengan kepribadian yang jauh berbeda dengan mantan pacarku, Shinta. Ia jauh lebih sholeha,dengan hijab yang menutupi hingga dadanya. Dengan setelan baju lengan panjang dan rok yang menambah anggun seorang wanita dimataku. Itulah kesan pertama yang aku dapat ketika bertemu dengannya pertama kali di suatu mall di kotaku. Hingga tanpa ragu lagi aku nyatakan perasaanku padanya,bahwa aku sungguh mencintai gadis anggun yang telah meneduhkan hatiku dengan hijabnya dan kelembutan suaranya. Subhanallah.

 

Awalnya aku menyatakan cinta hanya lewat handphone karena aku sadar kami baru bertemu dan belum banyak mengenal walau sebelum bertemu kami sudah banyak menceritakan tentang diri masing-masing. Tapi pernyataan cintaku ternyata mendapat tantangan darinya. “kalau emang cinta jangan nyatain lewat sms saja,bilang secara langsung” balasnya lewat Short Message Service. Tantangan itu langsung aku terima dan aku segera menyusulnya yang sudah jauh meninggalkanku dengan bus yang ia tumpangi menuju rumahnya. Aku menyusulnya dengan bus lain namun jurusan yang sama,hingga aku tiba terlebih dahulu di muka kampusnya yang ternyata tak jauh dari tempat kostnya. Di sebuah warung bakso aku melanjutkan perjuanganku menggapai hatinya hingga akhirnya aku memenangkan hatinya sore itu. Sepulang dari sana dengan masih diliputi perasaan malu karena dengan sangat terpaksa Dinni harus membayar bakso yang kami makan dengan uang sakunya karena aku tidak membawa uang yang cukup untuk membayarnya,aku melanjutkan langkahku kesebuah masjid yang megah di tengah kotaku. Masjid itu kebanggaan masyarakat kami,meski sudah berulang kali direnovasi akan tetapi keagungan masjid itu tak pernah berubah seperti namanya. Disana aku melapor kepada Tuhan sembari melakukan sujut syukur karena aku telah diberi obat dari penyakit yang telah bersarang di hatiku karena mantan pacarku terdahulu.

 

Seperti selayaknya dua sejoli yang sedang dimabuk cinta kami begitu menikmati masa-masa itu bahkan ketika Dinni melakukan study tour ke sebuah pulau impian. Dia tak segan membelikan semua oleh-oleh yang aku minta padanya,padahal mungkin uang saku yang dibawanya tidaklah seberapa dan aku pun tidak pernah memberikan sesuatu yang berharga padanya selain cinta yang sampai saat ini masih aku jaga tapi dia tidak pernah menuntut dariku mungkin karena dia sangat faham dengan keadaan keluargaku dan keadaan “dompetku”. 

 

Waktu terus berjalan semakin hari aku semakin mencintainya namun kesalahan demi kesalahan terus menerus aku lakukan dan pastinya menyakiti hatinya. Sampai suatu hari aku putuskan untuk pergi kesebuah pulau yang merangkap kota industri,demi merubah nasib keluargaku khususnya merubah nasibku sendiri dan demi menghindari pertengkaran yang akan menyakiti hatinya.

 

BATAM. ”Bila Anda Tiba Anda Mati”. Selogan itu masih teringat jelas diotakku,selogan itu diucapkan oleh seorang ibu yang kebetulan duduk disebelahku ketika kami berada di pesawat terbang.

 

Setibanya aku di bandara aku segera mencari taksi untuk menuju ke sebuah alamat yang sebelumnya sudah aku kantongi,tetapi tiba-tiba seseorang memanggilku “Raka, , ,” teriaknya dengan lantang sehingga banyak mata yang tertuju padanya. Ternyata dia adalah wanita dari masa laluku yang telah aku buang jauh-jauh dari ingatanku karena penggantinya di hatiku kini jutaan kali lebih berbobot dalam segala hal jika dibandingkan dengannya dan pastinya orang tuanya merestui hubungan kami,fikirku.

“Shinta !“ jawabku heran. “Kamu disini juga?” lanjutku. 

 

“Aku baru datang dari Jakarta”jawabnya.

 

“Kamu ada urusan apa di Batam?” tanyaku penasaran.

 

“Saya mau mencoba keberuntungan di kota ini,setelah beberapa kali saya kecewa di ibu kota Jakarta” jawabnya dengan mimik sedih.

 

Setelah beberapa tahun tidak ada kabar,aku baru tahu jika dia pergi ke Jakarta. Entah sejak kapan dia disana dan kerja dimana dia,aku tidak menanyakannya karena itu semua tidaklah penting lagi buatku. Toh dia sendiri pun tidak bertanya tentang kehidupanku sejak dia pergi dariku,mungkin semua informasi yang dia butuhkan telah dia peroleh dari ibunya,dan mungkin dia juga telah tahu bahwa aku sudah punya penggantinya karena aku sering sekali bercerita pada ibunya tentang Dinni yang nyaris sempurna di mataku.

 

“Kamu di batam tinggal dimana?”tanyanya.

 

“Aku pun tidak tahu,tapi aku punya alamat teman tanteku disini”jelasku.

 

Kurang lebih setengah jam kami berbincang datang seorang wanita berbaju hijau dengan celana jeans pendek di atas lutut.

 

“Itu temanku sudah datang”serunya gembira.

 

“Kenalkan ini Retno,teman kerjaku sewaktu di Jakarta”lanjutnya.

 

Sesaat kemudian aku,Shinta,dan Retno telah berada dalam satu taksi,mereka berjanji untuk menemaniku mencari alamat yang akan aku tuju atau setidaknya mencari tempat kost agar aku bisa segera melepaskan lelahku secepatnya. Ternyata mencari kost jauh lebih mudah dibanding dengan mencari alamat rumah teman tanteku itu. Mungkin karena disini banyak pekerja jadi banyak pula orang-orang yang memanfaatkannya dengan menyulap rumah mereka menjadi tempat kost dengan harga yang cukup terjangkau.

 

Tak berapa lama aku disini perasaan rinduku pada pujaan hati nun jauh disana kini telah datang,ditambah lagi aku belum juga mendapatkan kerja padahal uangku semakin menipis sehingga rasa khawatir mulai menerpaku. Disaat seperti itu Shinta datang ke kostku membawa makanan dan  secercah harapan untukku dia menawarkan kerja untukku diperusahaan yang sama dengannya. Bagai mimpi disiang bolong aku rasa tidak percaya bagaimana mungkin dia tahu apa yang sedang aku risaukan saat ini,sepertinya dia telah diutus oleh Sang maha pengasih untuk menolongku melewati ujian pertamaku di kota ini.

 

Beberapa bulan kami kerja dalam satu perusahaan yang sama,dia kini mulai berani bercerita tentang masa-masa ketika dia di Jakarta,bahkan dia juga berani bercerita tentang masa lalunya bersama seorang lelaki yang sudah tidak mau lagi dia sebut namanya karena sakit yang ditorehkan di hatinya. Sampai suatu ketika dia menceritakan sebuah cerita yang menurutku adalah aib untuknya.

 

“Raka, bagaimana menurutmu jika seseorang wanita dari masa lalumu yang mungkin telah sangat menyakitimu,kembali hadir dalam hidupmu dan memohon kerendahan hatimu untuk menolongnya karena dia tahu hanya kamu orang yang mau menolongnya”ungkap Shinta.

 

Aku terdiam sejenak,bingung dengan pertanyaannya dan perasaanku mulai takut. Takut salah menjawab dan takut  jika nanti dia memintaku menolongnya padahal aku sama sekali tidak dapat menolongnya.

 

“Bagiku siapa pun orang yang datang dan meminta bantuanku bahkan jika itu musuhku sekalipun aku akan tetap membantunya selama aku masih bisa membantunya,tidak peduli berapa kali dia tikam aku atau mencoba membunuhku aku akan berusaha membantunya semampuku”jawabku tegas.

 

“Kalau begitu tolonglah aku”pintanya

 

“Jika pertolongan itu dalam bentuk uang,untuk saat ini aku mohon maaf karena aku tidak bisa bantu”eluhku.

 

“Bukan soal uang,tapi ada hal yang jauh lebih penting dari uang. Ini soal hidupku,masa depanku,harga diriku,dan semuanya”ungkapnya.

 

Aku bertambah bingung dan semakin tidak mengerti arah dari pertanyaannya.

 

“Saat ini aku sedang mengandung anak dari laki-laki yang pernah jadi kekasihku saat di Jakarta,ketika aku kesini aku sama sekali tidak mengetahui jika aku sedang hamil dan kini usia kehamilanku sudah memasuki bulan ke-4” Shinta memulai kisahnya.

 

“Aku sangat bingung dengan keadaanku sekarang terlebih jika orang tuaku tahu untuk itu aku datang ke kamu karena aku tahu siapa kamu,kamu pasti akan membantuku”lanjutnya.

 

“Apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?”tanyaku penasaran.

 

“Nikahi aku”jawabnya singkat.

 

Untuk sejenak otakku behenti berfikir,darahku seolah berhenti mengalir namun jantungku berdegup lebih kencang. Tapi seketika aku sadar ini pasti hanya lelucon darinya karena dia tak terlihat seperti sedang hamil. Namun ucapannya yang setengah memaksa membuat aku yakin jika dia benar hamil.

 

“jika kamu tidak percaya mari kita buktikan,aku sudah menduga kamu tidak akan percaya begitu saja dan kamu pasti butuh bukti untuk itu saya membawa alat ini untuk membuktikannya” Shinta menunjukkan alat yang dia maksud dan ternyata itu testpack.

 

Oh,tuhan cobaan apalagi yang engkau turunkan padaku aku pergi jauh-jauh ke Batam agar aku memulai hidupku dan memperbaiki semua kesalahan yang dulu aku perbuat tapi kini kenapa justru ada ujian yang berat ini. Aku mengeluh dalam hati karna aku sama sekali tidak menyangka akan bertemu dia disini dan seperti biasa pertemuan itu membawa masalah baru dalam hidupku.

 

“aku tidak bisa jawab sekarang,ini bukan masalah mudah. Aku butuh waktu untuk berfikir”jawabku.

 

“tidak mengapa,aku beri waktu dua minggu dari sekarang. Jika dalam waktu dua minggu kamu belum bisa menjawab atau kamu malah menolaknya maka aku akan mengakhiri hidupku namun jika kamu menerimanya aku berjanji akan lakukan apa pun untukmu termasuk menjadi istri soleha seperti yang kamu impikan”rayunya.

 

“tak usah kamu berjanji, untuk jadi istri yang soleha karena secara agama wanita hamil tidak boleh dinikahi. Jadi walau pun aku bersedia menikah denganmu aku tetap bukan suamimu secara agama,meski secara Negara kita sah menikah”terangku sambil berdiri dan pergi tanpa permisi.

 

Sejak saat itu dia terus menggangguku dengan pertanyaan yang sama setiap kami bertemu atau ketika dia menghubungiku. Perasaan terganggu,takut,perasaan bersalah,dan juga curiga bercampur jadi satu. Terganggu karena dia terus bertanya pertanyaan yang sama. Takut jika nanti aku jadi ikut berdosa karena menolongnya. Merasa bersalah dengan Dinni wanita yang setia menanti kepulanganku yang menjanjikan perubahan padanya,serta perasaan curiga karena permintaannya untuk menikahinya adalah ketika aku sudah cukup diperantauan setidaknya ketika aku sudah tidak perlu lagi memikirkan uang kost dan tidak perlu lagi berjalan kaki untuk kemana-mana. Aku curiga jika dia hanya memanfaatkan aku saja karena dia tahu aku mudah empati.

 

Dua minggu yang aku janjikan kini telah berlalu dan kini kami telah menikah tanpa sepengetahuan orang tuanya. Pernikahan kami dilakukan di KUA dengan saksi satu orang temanku dan satu lagi ulama yang membujukku untuk membantu Shinta menutup aibnya. Jika bukan karena nasehat darinya mungkin aku tidak akan memperdulikan nasib Shinta. Namun ternyata masalah tidak hanya berhenti sampai disitu. Di tempat kerja aku kembali di fitnah mereka mengira aku menghamili Shinta sebelum kami menikah itulah kenapa kami menikah diam-diam dan mendadak. Ketika itu ingin rasanya aku bongkar semua cerita yang sebenarnya,namun hatiku tidak tega melakukannya maka aku biarkan ”anjing-anjing” itu menggonggong tanpa tahu yang sebenarnya.

 

Waktu terus berjalan kebusukan mulai tercium gelagat aneh mulai terlihat meski kini memang benar dia terlihat hamil tapi rasa curiga itu masih tetap melanda. Suatu hari Shinta terlibat adu mulut dengan Dinni via telepon karena Shinta tahu aku masih berhubungan dengan Dinni dan Dinni juga tahu aku menikah dengan Shinta. Lagi-lagi aku menyakiti perasaan wanita pujaanku yang katanya aku cinta padahal aku tak pernah bisa menjaga perasaannya bahkan dari seorang wanita seperti Shinta. Sejak pertengkaran itu Shinta pergi dari rumah dengan membawa semua tabunganku dan Dinni tidak mau lagi aku hubungi karena perkataan Shinta yang pasti menyakitkan hatinya. Dinni selalu mengingatkanku agar fokus terhadap istri yang sedang mengandung anakku,itu katanya. Padahal dia tidak pernah tahu masalah sebenarnya dan apa yang terjadi sebenarnya karena Dinni tidak ada disini bersamaku.

 

Tidak berapa lama Shinta pergi dan kini dia pulang lagi ketika aku sudah tidak punya apa-apa ketika aku kembali memulai ketenangan hidupku tanpanya,ketika aku mulai menitih karir di perusahaan baru,dan ketika kehamilannya tinggal menunggu hari. Kemarahanku memuncak ketika aku kembali melihat mukanya,namun aku segera tersadar bahwa dia sedang hamil dan aku pun hanya mengontrak di rumah orang jadi apa kata orang jika aku meluapkan kemarahanku padanya.

 

Tidak sampai satu minggu dia tinggal lagi bersamaku,dan tiba saatnya dia melahirkan. Dia melahirkan seorang anak laki-laki yang aku beri nama “segala puji atas semua rizkiku” (Dalam bahasa arab). Dengan tujuan agar anak itu tetap bersyukur atas rizkinya. Sejak kelahiran bayi itu hari-hariku kini disibukkan dengan tugas baru yaitu menjadi seorang ayah. Namun kebiasaanku tetap tidak berubah,disetiap sujutku selalu aku sempatkan mendoakan Dinni agar dijaga keselamatan,dan kesehatannya dimana pun dia berada dan berdoa agar terbuka hati dan fikirannya sehingga dia bisa memahami apa yang terjadi.

 

Harapanku untuk dapat meminang wanita yang aku cintai kini pudar sejak dia benar-benar menjauhkan diri dari hidupku,namun mimpiku untuk memilikinya dan berbahagia dengannya akan tetap aku jaga meski aku tahu itu sulit untuk terwujud bahkan mungkin tidak akan pernah terwujud.

 

Untukmu yang disana ketahuilah,pertolongan Allah tidak datang terlalu cepat,tidak juga terlambat tapi pertolongan Allah datang disaat yang tepat dengan cara yang tepat pula.

 

 

 

A.M. 070292